indraelbekhasi

Just another WordPress.com site


Tinggalkan komentar

Yayasan Seroja Bantu Mantan Pejuang Timtim, Janda dan Yatim

Siti Rohimah Mendiang Istri TNI AL Rahmat

Siti Rohimah Mendiang Istri TNI AL Rahmat

BEKASI UTARA – Pembebasan Timor Timur dari penjajahan Portugis ditandai dengan pertikaian politik lokal ketika itu. Sikap Indonesia didasari keinginan rakyat Timor Timur berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Empat partai politik lokal yakni Apodeti (Associacao Popular Democratica de Timor), UDT (Uniao Democratica de Timorense), KOTA (Klibur Oan Timor Aswain), dan Trabalista itu dikenal dengan Deklarasi Balibo, 30 Nopember 1975 mewakili keinginan rakyat Timor Timur untuk bergabung ke Indonesia.

Operasi Seroja menjadi kata sandi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai 7 Desember 1975. Indonesia ke Timor Timur karena desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin (Fronte Revolucionaria de Timor Leste Independente) yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur.

Peperangan selalu menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak, salah satunya meninggalkan janda Siti Rohimah Istri dari Mendiang TNI AL Rahmat yang meninggal akibat tertembak dibagian lehernya. Menurutnya dia dan Rahmat baru sepuluh tahun menikah, Rahmat meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Ribuan orang menjadi korban, sebanyak itu juga pejuang yang kembali membawa sebagian fisiknya terluka. Ada yang satu kakinya harus diamputasi, ada tangannya yang tinggal satu dan kecacatan lain.

“Beruntung saya dan janda-janda Warakauri lainnya mendapat bantuan bagi mantan istri pejuang Timor Timur dan pejuang  Timor Timur maka didirikan Yayasan Dharmais Seroja. Selain untuk para pejuang bantuan juga diperuntukkan bagi janda dan yatim yang ditinggalkan pejuang Seroja,” ungkapnya

Wisma Seroja berada di kompleks perumahan sederhana yang dihuni para pejuang Operasi Seroja untuk mempersatukan Provinsi Timor Timur kedalam NKRI. Karena jasa-jasa para pejuang ini maka tahun 1978 Almarhum HM Soeharto selaku Ketua Yayasan Dharmais membantu membangun perumahan sederhana di bilangan Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara.

Di Kompleks Perumahan Seroja di bangun Gedung Serba Guna Seroja. Namun,  memerlukan perbaikan khususnya bagian panggung gedung tersebut. MR Ronny M, SH Ketua RW Wisma Seroja sekaligus sebagai Ketua Forum Komunikasi Pejuang dan Warakawuri eks Operasi Seroja mengemukakan gedung serba guna banyak memberi manfaat kepada masyarakat setempat. jelas Siti Rohimah

Tahun 1995 Kompleks Perumahan Seroja dihibahkan kepada 400 Kepala Keluarga anggota Pejuang Operasi Seroja. Sedangkan untuk fasilitas sosial dan umum salah satunya Gedung Serba Guna Seroja masih merupakan aset dari Yayasan Dharmais. bebernya

Pengurus Yayasan Dharmais mengharapkan Gedung Serba Guna Seroja dapat menjadi sarana silaturahmi bagi warga Wisma Seroja. Selain menjadi sarana silaturahmi warga, Gedung Serba Guna dapat dikelola secara baik dan disewakan untuk acara-acara bagi yang memerlukan.

Kerjasama antara Yayasan Dharmais dengan RW 05 Wisma Seroja sangat diharapkan untuk dapat mengelola dan merawat gedung tersebut dengan baik. Yayasan Seroja menyantuni putra putri atau yatim piatu Operasi Seroja. Tercatat sebanyak 870 janda dan yatim piatunya mencapai 2.682.

Semasa hidupnya Pak Harto mendirikan Yayasan Trikora dan Yayasan Seroja. Berdasarkan pengalaman mendirikan yayasan itu, Pak Harto beserta kawan-kawannya mendirikan yayasan-yayasan lain, seperti Yayasan Supersemar, Yayasan Dharmais, Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila, Yayasan Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Damandiri (gun)


Tinggalkan komentar

Duka Veteran Seroja Saat Timor Timur Lepas Dari NKRI

RRomidi (Ketua Forum Komunikasi Pejuang Operasi Seroja)

Romidi (Ketua Forum Komunikasi Pejuang Operasi Seroja)

BEKASI UTARA – Hampir semua penduduk di Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara mengetahui lokasi Kompleks Seroja. Dalam penjelasan Kopasus Romidi,72, salah satu warga yang tinggal di sana, lokasi itu adalah lokasi tempat tinggal  Pejuang Operasi Seroja di Timor Timur yang kehilangan organ tubuhnya dan janda-janda prajurit saat operasi itu.

“Operasi perang murni berlangsung 1975 hingga 1978. Namun operasi lainnya, masih berlangsung hingga tahun 1990-an,” kata Romidi yang merupakan ketua Forum Pejuang Operasi Seroja yang berpangkat Kopasus.

Kompleks Seroja menurut Romidi ditempati pada 1978 dengan luas 10 hektar. Romidi mengatakan, saat itu jumlah keluarga yang tinggal sekitar 400 kepala keluarga. Saat ini hanya sekitar 200 kepala keluarga karena banyak yang meninggal. Tipe rumah dalam kompleks itu rata-rata tipe 45.

Lokasi ini ditempati oleh pejuan operasi seroja dari lintas matra. Baik angkatan darat, laut, dan udara. Mulai dari bintara hingga perwira. dalam kompleks itu juga dibentuk yayasan untuk mengakomodasi para veteran yang ada. Dalam kompleks itu penghuninya hidup dalam kehidupan yang normal, bergabung dengan sipil lainnya. katanya

Meski cacat dan kehilangan organ tubuh, tidak ada wajah pesimitis dari penghuninya untuk menjalani hidup. Banyak dari veteran perang itu menggunakan kaki palsu, tangan palsu, mereka hidup layaknya masyarakat lainnya. tambahnya

Menurut Romidi, dari nama Kompleks Seroja, kebanggaan masih melekat pada diri tentara yang ikut operasi itu dan keluarganya. Baginya operasi itu adalah bentuk pengabdian kepada bangsa terlepas dari kontroversi yang menyertainya.

“Bagi tentara, perintah atasan tidak bisa dibantah. Harus dilaksanakan, termasuk menjalankan perintah perang dan saya bangga sebagai tentara punya pengalaman perang, karena ini merupakan tugas negara,” ujar Ronni lebih lanjut,”

Apalagi menurut Romidi hasil operasi itu sukses membawa Timor Timur menjadi provinsi yang ke 27 saat itu. Bahkan kisah itu ditulis dalam buku-buku sejarah dalam pelajaran siswa sekolah.

Romidi dan pejuang lainnya lainnya begitu kecewa pada Agustus 1999, di masa pemerintahan Habibie. Saat itu Timor Timur merdeka setelah melakukan jajak pendapat. Menurut Romidi, sampai saat ini, penghuni Kompleks Seroja tidak pernah mau terima dengan hal itu. tukasnya

“Anda bisa bayangkan, Anda berkorban di sana. Itu karya Anda, tapi seketika itu juga tidak dihargai dan dilepaskan begitu saja. Kami merasa hilang dari sejarah,” ujar Romidi lebih lanjut.

Saat pelepasan itu, dia dan veteran Operasi Seroja lainnya mengadakan demo di Istana Negara, hingga DPR di Senayan, serta Kedutaan Australia yang mendukung lepasnya Timor Timor dari NKRI. Penghuni Kompleks Seroja, menurut Romidi, sampai saat ini tidak pernah terima akan hal itu.

Selain melakukan demontrasi, pihaknya juga membuat tuntutan kepada pemerintah saat itu. Salah satunya tunjangan ekonomi bagi pejuang perang Operasi Seroja dan beberapa tuntutan lainnya.

“Tuntutan kesejahteraan baru dipenuhi pada 2008. Sedangkan untuk pembuatan monumen Seroja pada 2002 yang peletakan batu pertama oleh Megawati di Mabes TNI Cilangkap,” kata Romidi.

Setelah lepasnya Timor Timur, menurut Romidi, Presiden Habibie tidak pernah memberikan permintaan maaf kepada penghuni Kompleks Seroja. Padahal menurut Ronni banyak jenderal yang lahir dari Operasi Seroja. Sebut saja seperti Sintong Panjaitan, Djadja Suparman, hingga Prabowo Subianto.

“Saya kira meski mereka diam saja, dalam hati mereka tidak terima akan lepasnya Timor Timur dari Indonesia,” bebernya.

Saat ditanya akan kontroversi Operasi Seroja terkait isu hak asasi manusia, Romidi menjelaskan, bukan kapasitasnya sebagai tentara yang bisa menjawab itu. Dalam keterangannya, setiap operasi perang ada pada persetujuan presiden dan DPR.

“Saya kira, bukan kapasitas saya menjawab hal itu. Sudah ada hasil tim pencari fakta akan Operasi Seroja. Negara sudah punya jawaban akan pertanyaan itu,” pungkasnya (gun)


Tinggalkan komentar

Indonesia Bukan Bangsa Tempe

Seorang Ibu Pedagang Tempe

Seorang Ibu Pedagang Tempe

Indonesia dudu bangsa tempe

Indonesia bisa ngadek dewe

Ora usah bantuane kang saka PBB

Iku mung alate imperalis bae

 Kalimat bahasa Jawa di atas adalah lirik sebuah gending yang sangat terkenal dan berkumandang dengan gagah pada tahun 1960an. Nada yang dipakai tampaknya berasal dari gending ciptaan Ki Nartosabdho Lesung Jumengglung yang dimainkan oleh karawitan Condong Raos. Jika ada orang punya hajat dan menanggap ludruk atau ketoprak gending itu seringkali dimainkan oleh para niyaga (penabuh gamelan)

Lirik gending Indonesia Dudu Bangsa Tempe menggambarkan tekad dan semangat bangsa Indonesia untuk berdiri (berdiri di atas kaki sendiri) Gending ini mengikuti keputusan pemerintah Indonesia keluar dari PBB kala itu. Semangat BERDIKARI ini gaungnya luar biasa. Kala itu pada genting atap rumah, utamanya di pedesaan, terdapat tulisan besar-besar berbunyi BERDIKARI.Wow

Arti dari lirik di atas sebagai berikut

 Indonesia bukan bangsa tempe

Indonesia bisa berdiri sendiri

Tak usah bantuan yang dari PBB

Itu hanyalah alat imperialis belaka

Dengan adanya perubahan politik di tanah air, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Soeharto memutuskan untuk kembali masuk menjadi anggota PBB. Sebagai warga masyarakat dunia Indonesia memang harus menjalin persahabatan dan kerjasama dengan negara-negara lain. Dengan tetap memegang teguh komitmen politik bebas aktif Indonesia tentu tidak bisa hidup menyendiri. Indonesia tak akan bergabung dengan blok manapun tetapi aktif dalam percaturan dunia.

Indonesia bukan bangsa tempe yqng bisa diiris atau dirajang-rajang seenaknya oleh bangsa lain. Dengan wilayah yang begitu luas, jumlah penduduk yang ratusan juta jumlahnya, keragaman suku,agama,budaya,adat istiadat serta keindahan dan kekayaan alamnya Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa Indonesia tak akan mau diremehkan oleh bangsa lain apalagi dijajah. Tekad bangsa Indonesia sudah bulat. “Sak dumuk bathuk, sanyari bumi dilabuhi taker pati,” begitu semboyan dalam bahasa Jawa yang artinya seberapa besar wilayah Indonesia yang akan dicuri bangsa lain harus dipertahankan mati-matian.

Bangsa Indonesia senang bersahabat dengan bangsa lain, apalagi negara tetangga. Karena sudah ditakdirkan menjadi tetangga maka mau tidak mau, senang atau tidak senang, bangsa Indonesia tentu ingin bersahabat dan hidup berdampingan secara damai. Namun demikian, jika ada negara dan bangsa lain akan berusaha mengusik ketentraman bangsa Indonesia maka taring dan kuku tajam arek-arek Nusantara ini akan keluar.

Contoh sudah berkali-kali dipertontonkan. Ketika ada suatu bangsa yang melakukan klaim atas budaya bangsa Indonesia maka serentak rakyat Indonesia keluar kandang dan melakukan protes besar-besaran. Jika ada bangsa lain yang mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa tempe itu sama artinya dengan membangunkan harimau yang sedang tidur. Jika ada negara lain akan bermain api maka semua senjata modern, senjata tradisionil berupa bambu runcing, keris,tombak, panah akan diarahkan kepadanya.Dengan balutan semangat pantang mundur, maju tak gentar, rawe-rawe rantas malang-malang putung seluruh rakyat akan melakukan bela negara sampai titk darah penghabisan.

Indonesia bukan bangsa tempe atau bangsa memble. Jika ada musuh bersama kami akan serentak bangkit dan siap menghadapinya. So, jangan ganggu kami kapanpun,di manapun dan dengan cara apapun, Bangsa Indonesia memang cinta damai tetapi kami lebih cinta kemerdekaan !!

Karya : CakCholik

.


Tinggalkan komentar

Dodol Betawi Usaha Warisan Keluarga Penganan Khas Lebaran

Ngaduk Dodol Betawi

Ngaduk Dodol Betawi

BABELAN – Pada zamannya, dodol Betawi tak pernah lepas dari setiap acara bagi warga asli Bekasi. Mulai hajatan hingga upacara keagamaan pasti tak luput dari panganan yang terasa kenyal dan manis ini. Itu dulu, sekarang dodol seperti barang langka dan hanya dapat ditemui saat Lebaran. Toh di tengah gerusan makanan modern ada satu warga yang coba mempertahankan makanan asli Betawi ini demi mempertahankan warisan kekayaan kuliner asli Betawi.

Dilihat dari pembuatan dodol, ternyata tersirat makna sosial. Karena begitu sulit dalam membuat dodol, maka semangat gotong royong, keriangan dan semangat persaudaraan diperlukan dalam pembuatannya. Maka tak heran masyarakat Betawi begitu menganggap pembuatan dodol Betawi merupakan kerja tim dan bertujuan mempererat tali persaudaraan.

Dulu dalam praktiknya, pembuatan dodol Betawi dilakukan secara patungan ketika mendekati hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Keluarga besar Betawi yang dulunya hidup berdekatan, saling melengkapi bahan dasar pembuatan dodol. Begitu bahan tersedia, para pria bertugas membuat dodol Betawi dan mengaduk adonan. Sedangkan para wanitanya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Sambil menunggu dodol matang, ibu-ibu menyiapkan makan berbuka puasa, setelah matang, langsung dibagi secara adil berdasarkan seberapa besar keluarga memberikan `uang` dodol. Ini adalah sekelumit cara pembuatan dodol zaman dulu.

Kini untuk tahu cara pembuatan dodol, bisa menengok ke rumah Masitoh atau yang biasa dipanggil Mpok May. Warga asli Ujungharapan, Bahagia Bekasi, Kabupaten Bekasi ini masih coba mempertahankan kekayaan kuliner asli Betawi tersebut. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00, tapi Mpok May sudah disibukkan dengan rutinitasnya sebagai perajin dodol. Mpok May adalah satu dari belasan perajin dodol yang tersebar di beberapa wilayah mencoba bertahan. Dari pewaris resep keluarga ini, beritajakarta.com, berkesempatan melihat secara langsung bagaimana cara pembuatan dodol Betawi. Tak hanya itu, bahkan Mpok May mau menjelaskan secara gamblang mengenai bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam membuat dodol Betawi hingga cara pemasarannya.

Dari pengakuannya, proses pembuatan dodol Betawi bukanlah hal yang mudah. Untuk membuatnya perlu tenaga ekstra dalam mengaduk adonan dodol. Maklum saja satu panci kuali besar dengan diameter satu meter, adonan dodol harus diaduk selama tujuh jam tanpa berhenti. “Kalau berhenti adonan akan keras dan rasanya tidak merata,” kata Mpok May kepada Rakyat Bekasi (Grup Cikarang Ekspres), Sabtu (4/9).

Proses Dodol Betawi

Proses Dodol Betawi

Untuk membuat dodol Betawi sebanyak satu kuali. Kata Mpok May, memerlukan beberapa bahan dasar berupa gula merah sebanyak tiga peti, gula pasir empat plastik, santan kelapa tiga ember, dan 10 liter ketan hitam. Beberapa adonan dasar tersebut kemudian dicampur menjadi satu ke dalam kuali besar yang nantinya dapat menghasilkan 20 besek dodol Betawi. jelasnya

Setelah tujuh jam proses pengadukan adonan, kemudian lanjut Mpok May dodol Betawi yang masih dalam kuali dipindahkan ke dalam tempat yang bersih lalu dikemas dalam plastik berukuran kurang lebih 10 sentimeter atau besek. Mpok May mengaku untuk satu plastik dodol Betawi harganya Rp 12.500 sedangkan kemasan besek dijualnya seharga Rp 35.000. ujarnya

Dodol Betawi Legit Rasanya

Dodol Betawi Legit Rasanya

“Dodol Betawi rasanya begitu legit dan lezat. Sama seperti dodol yang lain, dodol Betawi terasa lembek dan lengket saat di makan. Agar rasanya tidak monoton, kini ada beberapa rasa yang dicampurkan seperti, dodol durian, dodol nangka cipedak, dodol lapis, dodol ketan, dan dodol Kole. Dodol kole merupakan dodol muda atau dodol setengah matang dengan rasa manis bercanpur gurih,” ujar Mpok May

Jelang Lebaran seperti ini Mpok May mengaku, dodol Betawi banyak diproduksi. Bahkan pembuatannya dapat puluhan kali lipat dibanding hari biasa. Maklum saja, makanan ini menjadi makanan khas Lebaran pada masyarakat Betawi. ” Kalau hari biasa kita buat dua kuali, tapi kalau Lebaran bisa sampai 400 kuali yang dikerjakan 30 orang. Biasanya kita mulai buat memasuki 10 hari puasa hingga jelang Lebaran,” kata Mpok May. (gun)


Tinggalkan komentar

Pejuang Seroja Bagian Suram Sejarah Timtim Yang Tak Mendapat Perhatian Khusus Walikota Bekasi

Sekretariat Forum Komunikasi Pejuang Seroja

Sekretariat Forum Komunikasi Pejuang Seroja

BEKASI UTARA – Di salah satu sudut kota Bekasi, tepatnya di Wisma Seroja Bekasi Utara tinggal sekelompok orang yang memiliki satu kesamaan. Pejuang Seroja, itulah sebutan yang melekat pada diri mereka. Perintah untuk membantu rakyat Timor Timur menghadapi pemberontak Fretelin yang membuat mereka disebut demikian. Selamat dari maut yang menjemput kala perang merupakan karunia yang harus disyukuri. Namun, kecacatan kadang tidak terelakkan akibat peluru-peluru yang mengincarnya. Hidup dengan kondisi cacat sedikit banyak menghalangi produktivitas. Apalagi jika cacatnya parah, seratus persen hidupnya tergantung pada keluarga. Sedikit menghargai perjuangan, Yayasan Dharmais menghibahkan rumah sebagai tempat bernaung bagi mereka dan keluarganya.

Nama buah-buahan membagi perumahan bernama Wisma Seroja menjadi beberapa jalan. Di salah satu jalan, tinggal salah satu pejuang bernama Toekio. Saat Rakyat Bekasi (Grup Cikarang Ekspres) mengetuk pintu pagar, terlihat seorang pria berkumis duduk di teras rumahnya yang bercat warna hijau. Hari yang menjelang siang membuatnya hanya memakai kaos singlet dan celana panjang. Dengan kaki yang di pen ia berajalan akibat terkena mortil para penjajah.

Perlawanan menghadapi Fretelin membuat kaki kirinya terpaksa harus di pen, akibat terkena serpihan mortil bom, hampir 2 tahun dirinya berada di Rumah Sakit Dili untuk bisa berjalan. “Masalahnya tidak sampai disitu. Rasa yang nyeri masih mengerogoti persendiannya pasca operasi. Dioperasi Serojalah, kakinya kena mortil. Akibatnya, ia menjalani hidupnya dengan kondisi kaki pincang. Namun, itu masih patut disyukuri dibandingkan temannya yang cacat lebih parah, bahkan ada yang pulang tinggal nama meninggalkan istri dan anaknya,” jelasnya

Sebagai pejuang seroja yang ikut mempertahankan keutuhan Timor Timur, Bapak beranak dua ini sangat kecewa terhadap lepasanya daerah itu dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Sakit hati sekali, sakit hati yang terhingga lagi. Sebenaranya masyarakat sana masih pro ke Indonesia”, komentarnya. Walau demikian, ia tidak menyalahkan siapa-siapa dengan kaki nya yang hampir remuk,. “Ini merupakan tugas dan sumpah prajurit,” kata Bapak yang badannya masih tegap ini.

“Untung bagi keluarga korban yang gugur dimedan perang Timor Timur, tidak ada tuntutan terhadap Pemerintah, padahal kami sangat menolak akan lepasnya Timor Timur, dengan mengadakan aksi ke DPR RI, dengan menaruhkaki dan tangan palsu dimeja mereka, agar mereka tahu betapa susahnya perjuangan kami. Namun, itu semua sia-sia.

Minimnya perhatian pemerintah Kota Bekasi terhadap para veteran perang, sangat disesalkan sejumlah Pejuang Veteran Operasi Seroja Timor-Timur. Hingga saat ini, para veteran belum merasakan adanya perhatian terhadap mereka.

 Toekio Sekretaris Forum Komunikasi Pejuang Seroja

Toekio Sekretaris Forum Komunikasi Pejuang Seroja

Dikatakan Sekretaris Korps Cacat Veteran Khusus Seroja, Toekio, pihaknya belum pernah menerima bantuan dari pemerintah Kota Bekasi khususnya. Beruntung, para veteran ini, masih memiliki semangat sehingga terus berkreasi dan membangun tanah air dengan umur yang ada,” cetusnya waktu ditemui di rumahnya di jalan Jambu No 12A, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara.

Kata dia, siapa yang akan peduli terhadap veteran yang telah memperjuangan kemerdekaan dulu. Padahal, jelas dia, dalam undang-undang dan keputusan presiden sudah jelas, bahwa veteran Indonesia harus diperhatikan.

“Kami memiliki semangat juang yang tinggi, tanpa bantuan pemerintah pun, kami masih bisa dengan melakukan gotong royong sesama veteran. Padahal, didalam undang-undang, pemerintah harus memperhatikan para veteran,” katanya.

Dia mengaku, kami setiap bulannya hanya mendapatkan “Dana Kehormatan” sebesar Rp. 250 ribu sejak tahun 2008 hingga sekarang, sangat disayangkan harga perjuangan mereka hanya sebatas beberapa ribu saja. Beruntung pada masa Pemerintah Orde Baru yaitu Presiden Soeharto, kami sangat diperhatikan, dengan cara dibangunkan rumah olehnya melalui Yayasan Dharmais yang dibentuknya sejak tahun 1977. Kata Toekio, pada saat mendiang Pak Harto masih hidup setiap tahunnya beliau rutin sekali menjenguk kami, untuk melihat keadaan kami disini.

Forum Komunikasi Penca dan Warakawuri yang dipimpin oleh Kolonel. Purn. Roni Muaya SH. Akan mengupayakan akan menaikan Dana Kehormatan para pejuang veteran Operasi Seroja kepada Presiden Susilo Bambang Yodhoyono. Kata Toekio, Pak SBY juga seorang Pejuang Operasi Seroja Timor Timur, semoga beliau segera menerbitkan PP untuk menaikan Dana Kehormatan Pejuang Veteran Operasi Seroja. harapnya (gun)


3 Komentar

Smart Teaching Tingkatkan kualitas Mengajar Guru

Menyimak : Peserta pelatihan khusyuk menyimak apa yang dipersentasikan

Menyimak : Peserta pelatihan khusyuk menyimak apa yang dipersentasikan

BEKASI SELATAN – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Bekasi bersama trainer nasional Agung Webe penggagas Metode Smart Taeching mengadakan Seminar Smart Teachig For Publik Speaking untuk guru Kota dan Kabupaten Bekasi tepatnya di Rumah Makan Wulan Sari. Acara yang dihelat pada Selasa (24/7) sore, begitu ramai dan penuh sorak gembira para guru yang mengikuti pelatihan ini.

Trainer nasional sekaligus juga pengamat pendidikan ini mengatakan, pelatihan smart teaching ini untuk meningkatkan kualitas sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk pengajar, guru, pendidik, dan mereka yang bergerak dibidang pendidikan utamanya. Kata Agung Webe, agar mereka bisa menjadi model pertama kali, kalau mereka bisa menjadi model, akhirnya mereka bisa menginspirasi, kalau mereka sudah bisa menginspirasi berarti akhirnya mereka bisa memotivasi. Hasilnya adalah yang diharapkan anak-anak murid, dari seluruh peserta pendidikan dari mereka, bisa meningkat. Kalau gurunya meningkat otomatis muridnya lebih meningkat, peningkatan dunia pendidikan mesti dimulai dari insan SDM para pengajar itu sendiri. katanya

Menurut Agung Webe, smart teaching merupakan sebuah metode, yaitu metode mengajar cerdas, seseorang itu harusnya tidak perlu pintar. Tapi dia perlu cerdas, kenapa cerdas, karena metode ini mengetahui kebutuhan murid, mengetahui attitude murid, mengetahi budaya murid, sehingga akhirnya dia bisa membuat metode-metode sendiri. “Ungkap Agung Webe, kalau gurunya cerdas otomatis materi yang diberikan juga cerdas, sehingga smart teaching bisa dijadikan paradigma baru dalam pendidikan,” jelasnya

Dalam hal pengembangan metode samart tecahing, lebih lanjut Agung Webe menuturkan, kalau guru-guru yang selama ini mereka harus dibedakan, karena tingkat setres seseorang memang tinggi, kebutuhan itu juga semakin meningkat banyak, otomatis ini mempengaruhi guru dari cara mengajarnya. Kata Agung Webe, mereka mengajarnya agak sedikit terpaksa, karena mereka setres akan kebutuhan. “Nah, artinya mereka disini diajar untuk kembali mengetahui sebetulnya intensi keinginan apa yang terdalam dari para guru ini, dalam memajukan murid itu seperti apa sih. Nah, kalau mereka sudah menemukan seperti itu, ini akan menjadikan kendala atau ospekel menjadi sebuah harapan. Jadi kalau kita pake sebuah bahasa yang keren, jadi terning ospekel itu oper teripi. bebernya

Saat ini, dalam pelajaranya contohnya, dalam pelajaran yang baku misalnya, Fisika, Matematika, itu mereka bisa membuat metode yang menarik, kalau tadinya Matematika itu membosankan, menakutkan. Nah, kalau mereka bisa memunculkan, dan mengetahui, ini minat murid itu akan seperti apa, mereka bisa membikin metode sendiri akhirnya, untuk membuat yang tadinya pelajaran-pelajaran yang menakutkan, menjadi sangat menarik.

“Yang jelas, metode ini sangat penting karena, merupakan tulang punggung untuk menciptakan generasi-generasi selanjutnya. Kata Agung Webe, saya katakan sangat penting kenapa, karena lewat guru akan diciptakan sebuah model anak-anak bangsa yang nantinya akan membangun Indonesia lebih maju, makannya ini sangat penting sekali, karena guru harus memulai untuk membuat model dalam sekolah mereka itu,” pungkas Agung Webe

Sementara Wakil kurikulum SMA Tamansiswa Kota Bekasi Siti Aisyah Rangkuti mengatkan, pelatihan ini sangat perlu untuk semua orang, apalagi guru seperti kita ini yang notabanenya harus berhadapan dengan siswa dan walimurid. Kata Aisyah, pelatihan ini sangat bagus dan luar biasa, karena menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara  berbicara dengan orang lain. “Menurut Aisyah, kita bisa membentuk gaya bicara kita menjadi lebih percaya diri, kalau mempunya ilmu gaya berbicara seperti, grogi dalam diri akan hilang,”

Sebelumnya Bhayu Sulistiawan Wakil kepala sekola SMP Mentari Indonesia mengaku, jujur walau saya sudah sering ber-public speaking ria, baik dalam seminar, training, ngajar. Tapi hari ini saya tetep merasa praktek saya selama ini masih kurang dan kekurangan. Berkat mengikuti pelatihan Smart Taeching For Publik Speaking yang diberikan oleh trainer mas Agung Webe, dan amazing tambahan ilmu dan wawasan bagi saya pribadi. (gun)


Tinggalkan komentar

New Honda BeAT- FI, Tema Futuristik Pada Modifikasi Pertama

Honda BeAT-FI Tema Futuristik

Honda BeAT-FI Tema Futuristik

Di salah satu sudut peluncurannya kemarin siang (11/10),  nampak juga All New Honda BeAT- FI versi modifikasi. Ups, desainnya keren sob! Terlihat kalau desainnya dibuat makin kekar dengan konsep modern futuristik. Padahal ubahannya enggak terlalu banyak loh…

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Dari kaki-kaki, biar lebih kekar pelek Honda PCX 150 sengaja dipasang. As roda yang sama ukurannya membuat proses memindahkan pelek ini terasa mudah. Suspensi depan upside down dan ban ukuran 120 di depan serta 140 di belakang juga dipilih untuk menguatkan kesan kekar.

Sedang pada bodi, penambahan bodi kit tidak terlalu banyak. Cuma di area cover dek pijakan kaki bagian bawah dan bodi samping bagian belakang.

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Cover knalpot juga diracik ulang dengan desain serupa moge-moge Honda. Malah kalau dibandingkan dengan knalpot standar CBR 250R, masih lebih keren ini.

Yang menarik, langkah body cutting membuat tampilan lebih hidup. Silahkan lihat area bawah setang bagian dalam, bukan cuma dilubangi tapi di bagian dalamnya ditutup dengan kasa berwarna kontras.

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Honda BeAT- FI Tema Futuristik

Jok diramu mengikuti tren, model 3D berwarna silver membuat tampilannya makin futuristik. Aksesori genuine dari Honda juga turut diaplikasi. Ada karpet dek pijakan kaki, visor di setang dan pemanis boks filter udara.

Udah gitu aja, tapi enak dilihat kan? (motorplus-online.com)  

 


Tinggalkan komentar

Peringatan Haul

Peringatan Haul

Haul dalam pembahasan ini diartikan dengan makna setahun. Jadi peringatan haul maksudnya ialah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat, baik tokoh perjuangan atau tokoh agama/ulama kenamaan.

Tujuan Diadakannya Peringatan Haul

Peringatan haul ini diadakan karena adanya tujuan yang penting yaitu mengenang jasa dan hasil perjuangan para tokoh terhadap tanah air, bangsa serta umat dan kemajuan agama Allah, seperti peringatan haul wali songo, para haba’ib dan ulama besar lainnya, untuk dijadikan suri tauladan oleh generasi penerus.

Rangkaian Kegiatan yang dilaksanakan dalam Acara Haul

a.    Ziarah ke makam sang tokoh dan membaca dzikir, tahlil, kalimah thayyibah serta membaca Al-Qur’an secara berjama’ah dan do’a bersama di makam;
b.    Diadakan majlis ta’lim, mau’idzoh hasanah dan pernbacaan biografi sang tokoh/manaqib seorang wali/ulama atau haba’ib;
c.    Dihidangkan sekedar makanan dan minuman dengan niat selamatan/shodaqoh‘anil mayit.
Hukum Mengadakan Peringatan Haul
Selama dalam peringatan haul itu tidak ada hal yang menyimpang dari tujuan sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi atau yang difatwakan oleh para ulama, maka haul hukumnya jawa(boleh). Jadi, salah besar jika ada orang yang mengatakan bahwa secara mutlak peringatan haul itu hukumnya haram atau mendekati syirik.
Dalil diperbolehkannya Peringatan Haul
Berikut ini ada beberapa dalil syar’i yang berkaitan dengan masalah peringatan haul dengan serangkaian mata acaranya.
a.    Hadits riwayat Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nahjul Balaghoh hal. 399
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزور قتلى أحد في كل حول، وإذا لقاهم بالشعب رفع صوته يقول : السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار. وكان أبو بكر يفعل مثل ذلك وكذلك عمر بن الخطاب ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم. [رواه الواقدي]
Artinya:
Adalah Rasulullah SAWberziara ke makam syuhada’ Uhud pada setiap tahun. Dan ketika beliau sampai di lereng gunung Uhud beliau mengucapkan dengan suara keras “semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu berkat kesabaranmu, maka alngkah baiknya tempat kesudahan”. Kemudian Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan Utsman bin ‘Affan juga melakukan seperti tindakan Nabi tersebut”.
b.    Hadits riwayat Imam Thabrani dan Imam Baihaqi :
ما جلس قوم يذكرون الله تعالى فيقومون حتى يقال لهم قوموا قد غفر الله لكم ذنوبكم وبدلت سيئاتكم حسنات. [رواه الطبراني والبيهقي]
Artinya :
“Tiada suat kaum yang berkumpul dalam satu majelis untuk berdzikir kepada Allah kemudian mereka bubar sehingga diundangkan kepada mereka “bubarlah kamu”, sungguh Allah telah mengampuni dosa-dosamu dan kejahatan-kejahatanmu telah diganti dengan kebaikan-kebaikan”. (HR. Thabarani dan Baihaqi)
c.    Hadits riwayat Imam Dailami :
ذكر الأنبياء من العبادة وذكر الصالحين كفارة، وذكر الموت صدقة، وذكر القبر يقربكم إلى الجنة. [رواه الديلمي] اهـ الجامع الصغير : 158
Artinya :
“Menyebut-nyebut para Nabi itu termasuk ibadah, menyebut-nyebut para shalihin itu bisa menghapus dosa, mengingat kematian itu pahalanya seperti bersedekah dan mengingat alam kuburitu bisa mendekatkan kamu dari surga”. (HR. Dailami)
d.    Fatwa Ulama (Syaikh Abdur Rahman al-Jaziri) dalam kitabnya al-fiqih ala madzahibil arba’ah :
وينبغي للزائرالاشتغال بالدعاء والتضرع والاعتبار بالموتى وقراءة القرآن للميت، فإن ذلك ينفع الميت على الأصح. اهـ [الفقه على مذاهب الأربعة 1/540]
Artinya :
“Sangat dianjurkan bagi orang yang berziarah kubur untuk bersungguh-sungguh mendo’akan kepada mayit dan membaca Al-Qur’an untuk mayit, karena semua itu pahalanya akam bermanfaat bagi mayit. Demikian itu menurut pendapat ulama yang paling shahih”.
Memang begitulah doktrin Ahlussunnah wal Jamaah tentang ziarah kubur dan haul. Kedua-keduanya merupakan salah satu dari sekian banyak cabang amalanqurbah yang dianjurkan dalam agama. Namun dibalik itu ada hal yang patut disayangkan karena di dalam pelaksanaannya sering terjadi kemaksiatan yang sangat mencolok yang dilakukan oleh warga kita sewaktu menghadiri acara tadi, yakni berbaurnya kaum laki-laki dan perempuan dalam satu tempat : di sarean sewaktu mereka berziarah kubur, berjubel-jubel dalam satu ruangan sewaku hadir pada acara haul atau berjejal-jejal dalam satu kendaraan (truk) yang mengangkat sewaktu mereka berangkat dan pulang dari tempat acra dll.
Maka alangkah bijaknya jika masing-masing oknum, baik panitian atau warga yang hadir mau memperhatikan fatwa ulama klasikk yang menaruh rasa saying kepada umat dengan maksud agar amaliyh mereka ini tidak tercemar denan noda-noda kemaksiatan.
Tersebut dalam kitab Al-Fatawil Kubro juz II hal 24 :
(وسئل) رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء في زمن معين مع الرحلة إليها هل يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كثيرة كاختلاط النساء بالرجال وإسراج السرج الكثيرة وغير ذلك (فأجاب) بقوله : زيارة قبور الأولياء قرية مستحبة … إلى أن قال : وما أشار إليه السائل من تلك البدع أوالمحرمات، القربات لا تترك لمثل ذلك بل على الإنسان فعلها وإنكار البدع بل وإزالتها إن أمكنه. وقد ذكر الفقهاء في الطواف المندوب فضلا عن الواجب أنه يفعل ولو مع وجود النساء وكذا الرمل، لكن أمروه بالبعد عنهن وينهى عما يراه محرما، بل ويزيله إن قدر كما مر. اهـ
Artinya :

“Syaikh Ibnu Hajar ditanya tentang ziarah kubur para wali pada saat tertentu dan menuju ke kuburan itu, apakah itu diperbolehkan, sedangkan di situ terjadi banyak mafsadah/kemaksiatan, seperti berbaurnya kaum laki-laki dan perempuan, menyalakan lampu dalam jumlah yang banyak dan lain sebaigainya. Beliau menjawab : ziarah kubur para wali adalah suatu amal kebaikan yang dianjurkan ….. sampai kata-kata kiyai mushonnif : apa yang diisyaratkan oleh si penanya berupa tindakan bid’ah atau hal-hal yang diharamkan, jangan menjadi sebab ditinggalkannya kebaikan tersebut. Bagi seseorang tetaplah melakukannya dan ingkar/benci terhadap pelanggaran dan menghilangkannya, kalau memang memungkinkan. Para fuqaha’ menyebutkan mengenai thawaf sunat apalagi thawaf wajib agar dilakukan walaupun di situ ada banyak perempuan demikian pula lari-lari kecil. Namun mereka memerintahkan agar menjauh dari para perempauan tersebut. Demikian pula ziarah kubur tetap dilakukan akan tetapi jauhilah (berdesak-desakan dengan) kaum wanita dan cegahlah dan kalau bisa hilangkanlah hal-hal yang diharamkan seperti keterangan yang telah lewat.


Tinggalkan komentar

Masjid Al-Mujahidin Cibarusah Basis Perjuangan Melawan Penjajah

Masjid Al-Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah

Masjid Al-Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah

Banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal lebih jauh Masjid al-Mujahidin yang terletak di Cibarusah Bekasi ini. Masjid ini tepatnya berada di Kampung Babakan Cibarusah (biasa disebut KBC) masuk dalam Desa Cibarusah Kota, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Masjid ini adalah masjid yang penuh dengan sejarah perjuangan heroik umat Islam dalam kontribusinya mengusir penjajah.

Masjid tua ini menjadi saksi umat Islam turutan di dalam melawan dan mengusir penjajah di Nusantara. Pada masa perjuangan kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang Masjid al-Mujahidin ini menjadi markas serta kamp pelatihan pasukan Laskar Hizbullah, pasukan perang bentukan Masyumi tahun 1944 M.

Setelah Hizbullah terbentuk para tokoh Islam segera mengkampanyekan kepada seluruh umat Islam di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah daerah lain di Indonesia. Pada pertengahan Desember 1944, perwakilan federasi Islam telah mengadakan perjalanan keliling Jawa untuk mengadakan inspeksi terhadap sukarelawan Hizbullah di semua karesidenan.

Untuk mengumpulkan para pemuda Islam yang akan dididik dalam kemiliteran, tokoh tokoh Islam tidak menemui kesulitan. Sebab, para pemuda Islam telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam membela Tanah Airnya dari cengkeraman penjajah. Banyak santri yang dengan kesadarannya sendiri serta restu para kiai bersedia menjadi anggota laskar Hizbullah. Kemudian itu juga didukung oleh adanya kerjasama serta saling pengertian antara tokoh tokoh di pusat dengan para pemimpin pesantren.

Masyumi sendiri adalah tempat bergabungnya organisasi-organisasi Islam ketika itu, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), PUI, PUII dan yang lain. Di Masjid al-Mujahidin inilah para pemuda-pemuda umat Islam dilatih dan digembleng bukan hanya ilmu-ilmu kemiliteran, namun juga tsaqafah Islam untuk menjadi tentara-tentara tangguh pengusir penjajah. Masjid ini pun menjadi pusat penggemblengan Laskar Hizbullah untuk kemudian ditempatkan di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Madura.

Latihan diselenggarakan selama 3 bulan dipimpin oleh para Sydanco Peta, yang terdiri dari Abdullah Sajad, Zaini Nuri, Abd. Rachman, Kamal Idris dan lain-lainya. Yang bertindak sebagai komandan latihan adalah seorang opsir Jepang, Kapten Yanagawa.

Selain dilatih kemiliteran, para pemuda Islam itu juga diberi bekal pendidikan kerohanian. KH Zarkasy (Gontor Ponorogo) KH Mustofa Kamil (Jawa Barat), KH Mawardi (Solo), KH Mursyid (Kediri) adalah para ulama yang memberikan pembinaan kerohanian.

Di antara ulama yang paling banyak memberikan ceramah ialah KH Mustofa Kamil dari Singaparna (Jawa Barat) serta KH Abdul Halim dari Majalengka, Pemimpin Umum PUI, yang kadang-kadang juga memberikan pelajaran teknik membuat alat peledak.

Latihan itu dibuka pada 28 Pebruari 1945, dihadiri oleh Gunseikan, para perwira bala tentara Dai Nippon, Pimpinan Pusat Masyumi, Pangreh Praja dan lain-lain. Para anggota barisan Hizbullah mengikuti upacara dengan berseragam biru dengan kopiah hitam putih dan bersimbul bulan sabit dan bintang. Acara dimulai dengan pemeriksaan barisan oleh Gunseikan yang kemudian dilanjutkan dengan pidato sambutan Gunseikan.

Zainul Arifin sebagai ketua Markas Tertinggi Hizbullah dan Wachid Hasyim sebagai ketua muda Masyumi juga ikut menyampaikan sambutan. Kedua tokoh Islam itu mengingatkan kepada pemuda Islam  peserta pendidikan akan pentingnya diselenggarakan latihan kemiliteran  untuk membela agama Islam dan cita-cita perjuangan bangsa.

Pemilihan Cibarusah sebagai tempat latihan semi miter Laskar Hizbullah karena dinilai tempat tersebut sangat strategis. Di antaranya adalah karena masih banyak hutan dan terletak tidak jauh dari pusat kekuasaan Jepang di Jakarta. Laskar Hizbullah dibentuk atas usulan 10 ulama besar di Jawa, untuk mengimbangi Laskar PETA (Pembela Tanah Air), tentara nasionalis bentukan Jepang tahun 1942. Meskipun antara PETA dan Hizbullah berbeda, kurikulum militernya disusun oleh orang yang sama, yaitu Kapten Yamazaki.

Pada masa itu, Masjid Al-Mujahidin KBC bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga pusat komando dalam mengatur strategi. Dari Masjid ini KH Zainul Arifin, yang merupakan seorang tokoh muda yang ketika itu menjabat sebagai konsul NU di Jakarta, mengobarkan semangat anak muda khususnya kaum santri pesantren untuk menjadi garda terdepan perjuangan melawan penjajah. Dalam rapat Masyumi Banten 15 Januari 1945, KH Zainul Arifin menyampaikan pidato yang kutipannya begitu terkenal berbunyi, “Hanya dengan adanya pemuda-pemuda yang berani berjuang, keluhuran bangsa dapat tercapai.”

Pembinaan Hizbullah dipercayakan kepada Masyumi, sedangkan latihannya dilaksanakan oleh Kapten Yamazaki. Pusat latihan Hizbullah dikelola oleh Markas Tertinggi Hizbullah yang dipimpin oleh KH Zainul Arifin, Konsul NU di Jakarta. Anggotanya meliputi Abdul Mukti, Konsul Muhammadiyah Madiun, Ahmad Fathoni, Muhammad Syahid, Amir Fattah, Prawoto Mangkusasmito, dan KH Mukhtar. Adapun penanggung jawab politik adalah KH A. Wahid Hasyim, didampingi KH Abdul Wahab Hasbullah, Ki Bagus Hadikusumo, KH Masykur, Mr. Mohammad Roem, dan Anwar Tjokroaminoto.

Latihan semi-militer Hizbullah diselenggarakan masing-masing selama dua bulan di Cibarusah, Bogor (sejak 1950 Cibarusah dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Bekasi). Pada angkatan pertama latihan, diikuti 150 pemuda yang dikirim dari tiap keresidenan di seluruh Jawa dan Madura. Masing-masing keresidenan sebanyak lima pemuda. Jumlah anggota Hizbullah diperkirakan mencapai 50 ribu orang

Sejarah Tertulis Masjid Al-Mujahidin KBC

Di atas pintu masuk utama masjid ini tertulis dalam aksara Arab dan Latin “MASJID AL-MUJAHIDIN BABAKAN KOTA CIBARUSAH, JUNI 1937, ROBIUL AWAL 1356”. Lengkap dengan lambang laskar Hizbullah di bagian atasnya. Sementara di salah satu dari enam tiang utama di dalam masjid terpasang prasasti kecil dalam bahasa Belanda yang berbunyi “HERBOUWD 1935/1937, COMITE MASDJID”

Nama Masjid dan Tahun Renovasi di atas  Pintu Utama Masjid

Nama Masjid dan Tahun Renovasi di atas Pintu Utama Masjid

Di dinding depan masjid juga terpasang piagam pendirian masjid dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi bertanggal 19 Syafar 1409H / 1 Oktober 1998M dan ditandatangani oleh Kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi HM. Zainuddin, BA. Dalam piagam tersebut dijelaskan bahwa masjid Al-Mujahidin yang terletak di Kampung Babakan Desa Cibarusah Kota, dibangun pada tahun 1930.
Piagam tersebut juga menyatakan bahwa Masjid Al-Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah ini sudah terdaftar di Departemen Agama dengan nomor 34/MJ/1988. dan disebutkan juga bahwa piagam pendirian masjid tersebut dikeluarkan berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Cibarusah bernomor K.13/05/142/1998 tanggal 16 Agustus 1988. Sebagai mana disebutkan dalam piagam tersebut bahwa dikeluarkannya piagam pendirian masjid ditahun 1988 itu menjadi pengukuhan pendirian masjid sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menurut aplikasi “google terjemah”, Herbouwd dalam bahasa Belanda bila Indonesiakan berarti “dibangun kembali”. Merujuk kepada tahun tersebut saja masjid ini sudah jauh lebih tua dari umur Republik Indonesia tercinta ini. Menjadi pertanyaan adalah, kapan masjid Al-Mujahidin ini pertama kali dibangun dan oleh siapa ?. Bila kita mencermati tiga sumber tertulis di atas ada 3 angka tahun yang berbeda, masing masing adalah tahun 1937 di atas pintu utama masjid, tahun 1935/1937 sebagaimana tertulis dalam prasasti di tiang masjid dan tahun 1930 seperti dijelaskan dalam piagam pendirian masjid yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi.
Plakat Peringatan Renovasi Masjid dipasang di Salah Satu Dari Enam Tiang Utama Masjid.

Plakat Peringatan Renovasi Masjid dipasang di Salah Satu Dari Enam Tiang Utama

Bisa saja kita menyimpulkan bahwa masjid tersebut dibangun tahun 1930M lalu di renovasi atau “dibangun kembali” lima tahun kemudian (tahun 1935 M) dan proses direnovasi tersebut selesai dilaksanakan pada bulan Juni tahun 1937 M bertepatan dengan bulan Robiul Awal tahun 1356 H. Lalu kenapa harus dibangun kembali ditahun 1935M/1937 M ?. Kawasan Cibarusah bukanlah kawasan padat penduduk di era tersebut, jalan akses dari dan menuju kesana pun sangat sulit ketika itu. Pertambahan jumlah penduduk yang membengkak dalam kurun 5 tahun sepertinya bukanlah alasan yang dapat diterima sebagai dasar pembangunan kembali masjid tersebut untuk diperluas guna menampung membludaknya jamaah.
Penetapan angka 1930M oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi sebagai tahun pendirian masjid itupun sepertinya masih patut dipertanyakan, mengingat adanya batu nisan salah satu makam di samping masjid yang bertarikh 1916M. Seperti yang sudah umum terjadi, biasanya pemakaman umum dibangun di sebelah Masjid, bukan Masjid yang dibangun disebelah pemakaman umum. Artinya, boleh jadi masjid ini dibangun jauh sebelum tahun 1916M sebagaimana tarikh pada Nisan Makam tersebut. Butuh penggalian lebih dalam untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut.
Gerbang Utama

Gerbang Utama

Sejarah Tutur Masjid Al-Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah
Sejarah tutur yang disampaikan secara turun temurun menyebutkan bahwa masjid Al-Mujahidin di Kampung Babakan Cibarusah (KBC) ini dibangun pertama kali olehPangeran Senapati, salah satu keturunan Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Konon di tahun 1619 M Pangeran Jayakarta memerintahkanPangeran Senapati menyelamatkan diri dari kepungan Belanda, paska kekalahan Sunda Kelapa dalam perang melawan Belanda di bulan April-Mei 1619M, sekaligus membangun pertahanan di kawasan pesisir dan pedalaman. Maka dimulailah perjalanan panjangPangeran Senapati bersama pasukannya menyusuri pantai utara Jawa, melewati daerah Cabang Bungin, Batujaya, Pebayuran, Rengas Bandung, Lemah Abang, Pasir Konci hingga sampai di sebuah kawasan hutan jati.
Di kawasan hutan jati itulah kemudian Pangeran Senopati berhenti bersama pasukan dan keluarga yang masih menyertainya. Beliau menganggap kawasan hutan lebat itu sebagai lokasi persembunyian yang aman dari kejaran pasukan Belanda. Termasuk untuk tinggal mengembangkan keluarga dan keturunan. Babat alas dimulai untuk membangun pemukiman baru yang dikemudian hari dikenal dengan nama Cibarusah. Kata Cibarusah sendiri konon berasal dari kalimat berbahasa sunda “Cai baru sah”.

Dikisahkan bahwa ketika masjid masjid telah didirikan, jemaah kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi sarat sah untuk bersuci sebelum menunaikan sholat. Ketika pencarian sumber air berhasil menemukan sumber air bersih salah satu ulama yang menyertai Pangeran Senopatiberujar dalam bahasa Sunda “nah ieu’ CAI’ BARU SAH” yang berarti “Nah ini airnya baru sah” maksudnya sah secara syar’i untuk keperluan bersuci. Kalimat “CAI’ BARU SAH” itulah yang kemudian menjadi CI BARU SAH. Sedangkan nama kampung ‘Babakan’ berasal dari kata ‘Bukbak’ dalam bahasa sunda yang berarti membersihkan.

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Pangeran Senopati tersebut berbahan utama kayu jati yang ketika itu melimpah disana. Tak jauh dari masjid dibangun sebuah kolam penampung air bersih berukuran kira kira 20x30m untuk menampung air bersih yang dialirkan dari sumbernya menggunakan pipa pipa bambu dan saluran yang dibangun secara bergotong royong. Riwayat tutur menyangkut sejarah masjid ini terputus sampai disitu. Hingga kini keturuan Pangeran Sena masih ada di KBC, keluarga beliau dapat dikenali dengan gelar ‘Raden’ yang disematkan kepada nama mereka masing masing. Pangeran Senapati wafat dan dimakamkan di Kampung Babakan Cibarusah (KBC) dan dikenal dengan sebutan Makam Embah Uyut Sena.
Peran Masjid Al-Mujahidin KBC Pada Masa Perjuangan
Mimbar dan Mihrab Masjid Al-Mujahidin Cibarusa

Mimbar dan Mihrab Masjid Al-Mujahidin Cibarusa

Dimasa perjuangan kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang masjid Al-Mujahidin ini menjadi markas serta camp pelatihan pasukan Laskar Hizbulllah, Pasukan perang bentukan Masyumi tahun 1944M. Masyumi menjadi tempat bergabungnya organisasi organisasi Islam ketika itu termasuk Nahdatul Ulama (NU) dibawah pimpinan KH. Wachid Hasyim (Pahlawan Nasional dan juga ayah dari Mantan Presiden RI, KH. Abdurrahman Wachid alias Gusdur). Di masjid inilah yang menjadi pusat penggemblengan Laskar Hizbullah untuk disiapkan menjadi tentara terlatih untuk kemudian ditempatkan di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Madura.
Dipilihnya Cibarusah sebagai tempat latihan semi miter Laskar Hizbullah karena dinilai strategis. Masih banyak hutan dan terletak tidak jauh dari pusat kekuasaan Jepang di Jakarta.  Laskar Hizbullah dibentuk atas usulan 10 ulama besar di Jawa, untuk mengimbangi Laskar PETA (Pembela Tanah Air) tentara nasionalis bentukan Jepang tahun 1942. Meskipun antara PETA dan Hizbullah berbeda, namun kurikulum militernya disusun oleh orang yang sama, yaitu Kapten Yamazaki.
Pada masa itu, Masjid Al-Mujahidin KBC bukan hanya sekedar sebagai tempat ibadah saja, tapi juga pusat komando dalam mengatur strategi. Dari Masjid ini KH. Zainul Arifin (pahlawan Nasional) merupakan seorang tokoh muda yang ketika itu menjabat sebagai konsul NU di Jakarta, mengobarkan semangat anak muda khususnya kaum santri pesantren untuk menjadi garda terdepan perjuangan melawan penjajah. Dalam rapat Masyumi Banten 15 Januari 1945, KH. Zainul Arifin menyampaikan pidato yang kutipannya begitu terkenal berbunyi “Hanya dengan adanya pemuda-pemuda yang berani berjuang, keluhuran bangsa dapat tercapai”.
Pembinaan Hizbullah dipercayakan kepada Masyumi, sedangkan latihannya dilaksanakan oleh Kapten Yamazaki. Pusat latihan Hizbullah dikelola oleh Markas Tertinggi Hizbullah yang dipimpin oleh KH. Zainul Arifin, Konsul NU di Jakarta. Anggotanya meliputi Abdul Mukti, Konsul Muhammadiyah Madiun, Ahmad Fathoni, Muhammad Syahid, Amir Fattah, Prawoto Mangkusasmito, dan KH Mukhtar.
Adapun penanggungjawab politik adalah KH A. Wahid Hasyim, didampingi KH Abdul Wahab Hasbullah, Ki Bagus Hadikusumo, KH Masykur, Mr. Mohammad Roem, dan Anwar Tjokroaminoto.

Latihan semi-militer Hizbullah diselenggarakan masing masing selama dua bulan di Cibarusah, Bogor (sejak 1950 Cibarusah dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Bekasi). Pada angkatan pertama latihan, diikuti 150 pemuda yang dikirim dari tiap keresidenan di seluruh Jawa dan Madura. Masing-masing keresidenan sebanyak lima pemuda. Jumlah anggota Hizbullah diperkirakan mencapai 50 ribu orang.


Tinggalkan komentar

Latihan Berpikir Kreatif

Latihan Berpikir Kreatif

Latihan Supaya Jangan Terlalu Serius

Berpikir Kreatif

Berpikir Kreatif

Kata Kreatif menjadi kata yang banyak dipakai dalam perkembangan bisnis dan pengelolaan sumber daya manusia. Berbagai tinjauan dari berbagai disiplin ilmu banyak mengupas tentang kreatifitas. Kreatifitas manusia dikaitkan dengan sistem berpikir yang didominasi otak kanan. Kemampuan otak kanan akhir – akhir ini menjadi kajian serius dunia pendidikan karena dirasakan produk kurikulum yang dipergunakan sangat berorientasi dengan pengembangan kemampuan berpikir otak kiri.


Dari berbagai teori Otak manusia dibagi menjadi dua bagian dengan dua fungsi yang sangat berbeda. Otak kiri akan bekerja bila menangkap sinyal – sinyal yang sudah dikenal dengan cara – cara sebab akibat atau rasional. Sesuatu input yang tidak relevan dengan cara otak kiri bekerja, akan di tolak dan dibuang. Sangat berbeda dengan otak kanan, justru otak kanan lebih merespon input yang dianggap remeh oleh otak kiri. Apa yang dianggap remeh oleh otak kiri?

Otak kiri adalah sisi serius dari kita. Yang dianggap remeh biasanya seputar bekelakar, humor, kegilaan, atau yang dianggap tidak menghasilkan, dianggap tidak atau kurang perlu. Mengapa kita masih tetap merespon hal – hal yang dianggap remeh oleh otak kiri? Karena kita punya sisi lain selayaknya manusia yang perlu hiburan, humor, hobby atau bahkan hal – hal yang menyenangkan lainnya walau kelihatan sia – sia bagi orang – orang yang serius.
Manusia paripurna, salah satunya sanggup mengelola dan mengoptimalkan kedua cara berpikir diatas. Kalau terlalu ektrim kiri, biasanya akan membentuk manusia yang pandai, profesional tetapi hanya sanggup bekerja dengan pedoman yang sudah dikuasainya. Persoalannya, kehidupan ini sangat tidak statis, sehingga manusia seperti ini akan selalu bergantung dengan aturan dan pedoman. Jadi kalau problem yang datang lebih hebat tantangannya, harus ada manusia yang mampu memecahkan persoalan tersebut dengan menciptakan solusi baru.
Itulah kenapa kita perlu melatih juga cara berpikir dengan otak kanan. Cara berpikir ini yang disebut cara berpikir kreatif. Melatih berpikir kreatif artinya membiasakan pengelolaan input dengan rasio dan intuisi untuk memilih – memilah info relevan yang diperlukan untuk mengubah ide yang datang menjadi sesuatu yang nyata, terbarukan dan lebih memudahkan.